PADA TANGGAL 12 SEPTEMBER 2020
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Para undangan yang saya hormati,
Segenap pengurus dan anggota Keluarga Besar FKPPI yang saya cintai di
manapun berada,
Hari ini tanggal 12 September 2020, FKPPI genap 42 tahun berkiprah dalam
pengabdian untuk bangsa dan negara Indonesia tercinta dengan segala
dinamikanya. Mengingat kita masih dalam suasana keprihatinan menghadapi
pandemi Covid-19, peringatan Hari Ulang Tahun FKPPI ke-42 hari ini kita
laksanakan secara hybrid sehingga memungkinkan untuk diikuti oleh seluruh jajaran
Keluarga Besar FKPPI di manapun berada, sekalipun sebagian besar mengikutinya
melalui media virtual.
Kesederhanaan pelaksanaan perayaan, kiranya tidak mengurangi makna
dari peringatan hari ulang tahun yaitu mensyukuri perjalanan FKPPI selama ini
sehingga menjadi organisasi kemasyarakatan yang mandiri dan handal, sekaligus
melakukan perenungan dan refleksi atas capaian kita selama ini, sebagai bahan
evaluasi dalam melanjutkan upaya kita menjadikan FKPPI yang “Bersatu dan
Berdaulat”, sebagaimana kita deklarasikan bersama di Akmil Magelang lima tahun
yang lalu. Oleh karena itu, tepat kiranya tema yang diangkat dalam peringatan HUT
FKPPI kali ini yaitu : “Bersatu dan Berdaulat dalam Mempertahankan Pancasila,
Undang-Undang Dasar 45 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Kita patut bersyukur, selama 42 tahun berjuang bersama, akhirnya kita
mampu menjadikan FKPPI sebagai organisasi solid, mandiri, yang satu jiwanya dan
satu raganya seperti yang kita cita-citakan bersama. Keberhasilan ini dimungkinkan,
karena dalam menjalankan organisasi, kita selalu memegang teguh komitmen
bersama, dan lebih mengedepankan semangat persaudaraan dan kebersamaan.
Semangat yang telah menjadi sikap dasar organisasi kita ini, tentu harus terus dijaga
dan dirawat karena kita terhimpun dalam organisasi sebagai keluarga besar dari
berbagai aneka keberagaman.
Dalam perjalanan selama lima tahun sejak Munas Magelang tahun 2015, dari
empat program prioritas yang dicanangkan yaitu; Konsolidasi Emosional;
Konsolidasi Organisasi; Konsolidasi Kaderisasi; dan Konsolidasi Wawasan, banyak
capaian signifikan yang sudah kita hasilkan dalam pelaksanaannya. Namun
demikian, harus diakui masih ada beberapa program yang perlu kita lanjutkan dan
2
prioritaskan dalam lima tahun ke depan, terutama terkait dengan konsolidasi
emosional dan konsolidasi organisasi dalam melanjutkan membangun tatanan FKPP
yang “Bersatu dan Berdaulat”, sehingga bisa meningkatkan peran perjuangannya
bersama komponen bangsa lainnya dalam mempertahankan Pancasila, UndangUndang Dasar 45, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tema
yang kita angkat dalam peringatan ulang tahun kali ini.
Konsolidasi emosional tentu memang harus terus kita upayakan secara
berkelanjutan agar terbangun “ikatan emosional yang kuat” di antara kita. Hanya
dengan ikatan emosional yang kuat-lah kita akan mampu menjadikan FKPPI yang
solid sebagai alat pemersatu sekaligus alat mencapai tujuan bersama. Untuk
konsolidasi organisasi, salah satu prioritas yang harus kita lakukan adalah menata
pola hubungan FKPPI dengan Pembina (TNI dan Polri) mengingat FKPPI tidak lagi
mempunyai hubungan struktural dengan TNI/Polri seperti pernah kita jalani bersama
di masa lalu sampai lahirnya Paradigma Baru TNI tahun 1999. Sejak itu, TNI
menempatkan KBT dalam hubungan emosional yang didasari pada kenyataan
sejarah dan kesamaan komitmen.
Dalam rangka merumuskan format dan pola hubungan FKPPI dengan
Pembina (TNI/Polri) dan dengan Keluarga Besar TNI/Polri, tadi pagi telah kita
laksanakan webinar yang seluruh narasumber-nya berasal dari Keluarga Besar kita
yang tentunya mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan FKPPI. Dari webinar
tadi, kita mendapat banyak sumbangan pemikiran dan gagasan sebagai masukan
dalam meningkatkan kualitas hubungan tersebut, sekaligus mencari model-model
yang dapat kita kerjakan bersama dalam mengaktualisasikannya.
Seperti kita ketahui, FKPPI yang lahir pada tanggal 12 September 1978
sebagai sebuah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) memang dibentuk dan
pengurusnya dikukuhkan melalui SK dari Pengurus Besar Pepabri. Dari realita ini,
tidak dapat kita ingkari bahwa dari awal pembentukannya, FKPPI memang
merupakan bagian dari keluarga besar TNI-Polri, dan karenanya selalu mempunyai
ikatan emosional dan berjuang bersama. Dan inilah kenyataan sejarah yang tidak
bisa kita nafikan dalam membangun hubungan dengan Pembina dan KBT/Polri.
Yang perlu juga kita selalu ingat, bahwa hal penting lainnya yang menjadi
dasar paradigma TNI dalam membangun hubungan emosional dengan KBT setelah
reformasi adalah kesamaan komitmen terhadap bangsa dan Negara Indonesia.
Walaupun kita semua meyakini bahwa komitmen kebangsaan FKPPI tidak pernah
bergeser sejak didirikan 42 tahun yang lalu, namun upaya untuk menjaga dan
memperkuatnya harus selalu kita perjuangkan karena komitmen kebangsaan kita
senantiasa diuji ketika bangsa ini menghadapi berbagai masalah besar.
Seluruh Kader KB FKPPI yang saya cintai,
Saat ini, komitmen kebangsaan FKPPI kembali diuji. Bangsa-bangsa di dunia
termasuk Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19 dengan dampaknya
3
yang begitu luas. Tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan masyarakat tetapi
juga memporak-porandakan aspek ekonomi, sosial, politik, budaya (kultural),
bahkan telah mengubah tatanan global. Beberapa Negara seperti Amerika Serikat,
Singapore, Korea Selatan, Filipina, bahkan sudah masuk ke dalam resesi ekonomi.
Dan Indonesia sudah mengalami konstraksi ekonomi lebih dari minus 5%.
Demikian luasnya dampak Covid-19 terhadap kehidupan bangsa-bangsa di
dunia termasuk Indonesia, bahkan sudah mengancam keamanan nasional kita,
maka dalam menghadapinya tentu tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah
saja. Harus menjadi tanggung jawab dari seluruh rakyat Indonesia sebagaimana
doktrin Sistem Pertahanan dan Keamanan yang kita anut yang bersifat semesta.

Sebagai sistem yang bersifat semesta, tentu segala usaha yang dilakukan
harus bersifat total, terpadu, terarah, dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh
warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya. Walaupun secara doktrin
dan regulasi upaya penanggulangan wabah Covid-19 ini seharusnya melibatkan
seluruh sumberdaya nasional, namun sangat disayangkan masih banyak di antara
kita yang bersikap apatis, berperilaku non-compliance yang berlawanan dengan
nalar kesehatan dan kebijakan publik. Bahkan, ada pihak-pihak yang justru
memanfaatkan situasi pandemi ini untuk kepentingan golongan, kelompok, dan
kepentingan pribadinya.
Menghadapi keadaan seperti ini, terlebih pandemi Covid-19 ini semakin
menunjukkan trend yang menghawatirkan, maka perlu upaya sungguh-sungguh dan
berkelanjutan dalam menggalang partisipasi masyarakat baik dalam pemikiran
maupun tindakan. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, dalam teori
pembangunan partisipatif menekankan perlunya masyarakat dijadikan subyek dalam
pembangunan termasuk dalam menghadapi berbagai masalah pembangunan.
Untuk menjadikan masyarakat sebagai subyek pembangunan tentu termasuk
dalam menghadapi pandemi Covid-19, perlu dikembangkan model pembangunan
yang bertumpu pada komunitas. Dalam konteks inilah, FKPPI sebagai organisasi
kemasyarakatan yang sudah berpengalaman dan mandiri dengan struktur organisasi
dan kader-kadernya yang tersebar di seluruh penjuru tanah air, harus mengambil
peran penting dan strategis, bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya
untuk ikut secara aktif mengatasi berbagai masalah bangsa yang timbul sebagai
dampak wabah Covid-19 saat ini. Himbauan saya ini tentu bukan tanpa alasan,
karena selama ini, FKPPI telah terbukti banyak berperan sebagai “agen perubahan
(agent of change)” dan ”grup kreatif (creative group)” dalam pengabdiannya kepada
bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Seluruh Kader KB FKPPI yang saya cintai,
Menyikapi perkembangan situasi serta kondisi bangsa dan Negara Indonesia
akhir-akhir ini terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang berdampak
4
begitu luas bagi keselamatan bangsa Indonesia, maka dalam kesempatan
peringatan ulang tahun ini, saya ingin menyampaikan beberapa pesan kepada
seluruh Kader Keluarga Besar FKPPI di manapun berada, sebagai berikut:
1. Mari kita jaga bersama agar FKPPI selalu menjadi organisasi yang
“Bersatu dan Berdaulat”, bersatu jiwanya, bersatu badannya, sehingga
mampu berkiprah secara lebih optimal dalam mempertahankan Pancasila,
UUD 45, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, hendaknya
seluruh Keluarga Besar FKPPI selalu memelihara komitmen, kekompakan
dan soliditas serta memperkuat ikatan emosional organisasi.
2. Perkuat komitmen kebangsaan kita, baik secara individu maupun
organisasi, agar FKPPI mampu meningkatkan kualitas hubungan dengan
Pembina TNI/Polri serta Keluarga Besar TNI/Polri lainnya dalam
melanjutkan pengabdian bersama demi kepentingan bangsa dan Negara
Indoonesia tercinta.
3. Mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu-padu, bergotongroyong, dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dalam
menghadapi berbagai masalah bangsa termasuk menghadapi pandemi
Covid-19 saat ini yang telah berdampak begitu luas dalam berbagai
bidang kehidupan.
4. FKPPI yang selama ini telah terbukti mampu menjadi agen perubahan
dalam pembangunan bangsa, harus mengambil peran aktif dalam
memberikan solusi bagi setiap masalah bangsa, terutama sekali
permasalahan yang dihadapi bangsa saat ini sebagai dampak dari
pandemi Covid-19.
Para undangan yang saya hormati, dan Keluarga Besar FKPPI yang saya cintai
di manapun berada,
Demikianlah sambutan saya atas nama Keluarga Besar FKPPI dalam rangka
memperingati 42 tahun perjalanan keluarga besar FKPPI sejak didirikannya pada 12
september 1978. Selamat berjuang serta berkarya bagi kebesaran dan keberhasilan
organisasi dalam mengabdi untuk kepentingan Bangsa dan Negara.
Dirgahayu 42 tahun FKPPI.
Jaya, jaya, jaya FKPPI.
Sekian dan terima kasih.
Jakarta, 12 September 2020
Ketua Umum Keluarga Besar FKPPI
Pontjo Sutowo
NA 09010600001