Sepertinya memang sulit untuk membendung ketika peran pendidikan politik dari ranah dunia akademis terampas oleh peran media massa. Berita satire, cemooh dengan melampirkan berita dari media massa dan elektronik tengah menjadi trend yang tidak terbendung. Itulah mengapa begitu pentingnya Media Literacy bagi masyarakat. Media Literacy sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam menerima, menganalisa, menyeleksi dan menyikapi apa yang telah ditampilkan oleh media massa (Rubin-Baran 2004). Atau dapat disebut ‘melek Media’.
Kehidupan berdemokrasi saat ini akan sulit ditegakkan, jika masyarakatnya tidak melek media. Media massa, sebagai salah satu pilar demokrasi, dapat berperan optimal jika masyarakatnya melek media. Perkembangan media begitu pesat, sehingga sangat sulit kita hindari untuk tidak terlibat di dalamnya dalam kehidupan. Masyarakat Kita membutuhkan informasi untuk mampu bertahan di era ini, demikian juga kita harus mampu memproduksi informasi dengan cerdas.
Menurut Saya, keterkaitan Media Literacy dan kebebasan berpendapat & berekspresi sangat erat. Kebebasan berpendapat merupakan bagian dari hak Asasi setiap warga negara, tetapi juga menjadi hak media untuk mengkspresikan informasi- informasi yang tertuang dalam berita, baik berupa investigasi reporting, in depth news maupun straight news. Hal yang menjadi sorotan bagi Saya adalah kebebasan berekspresi media terutama di Indonesia masih dicampuri oleh kepentingan pemilik media. Jika pada masa orde baru media hanyalah corong pemerintah, saat ini kepentingan pemilik modal media sangat mengambil peran dalam berjalannya sebuah media.
Rakyat wajib memahami akurasi pesan, keberpihakan media (terutama kepemilikan modal), mengetahuii cara mengapresiasi pesan dan sebagainya. Bahkan kemungkinan besar orang tersebut akan dengan mudah mempercayai dan menerima makna-makna yang disampaikan media massa apa adanya tanpa berupaya mengkritisinya lebih mendalam.
Hal yang perlu dipahami dalam Industri Media bahwa Media adalah hasil Konstruksi dengan konsep, yaitu :
– Media adalah sebuah ornamen hasil konstruksi dalam genggaman kapital (Pemilik Modal).
– Media adalah alat mengkonstruksi realitas. Realitas terkonstruksi dalam sebuah berita dan lain sebagainya.
– Pesan media berisi nilai, isme, kepentingan dan ideologi dari media tersebut.
– Pesan media berimplikasi sosial dan politik. Sehingga baik buruknya Pesan yang disampaikan media sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
Dari hal tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa berita apapun dari media sangat dimungkinkan tergantung dari ideologi, siapa pemilik modal, arah dukungan politiknya.
Dan itu adalah hal lumrah di Industri media saat ini.
Itulah kenapa media literacy begitu penting bagi masyarakat. Jangan sampai menjadi masyarakat yang mudah terbawa alur narasi-narasi yang kontra produktif dengan nilai-nilai dan cita-cita Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Begitu pentingnya media literacy bagi masyarakat karena bertujuan agar masyarakat mengetahui bagaimana mengakses, memilih berita informasi yang bermanfaat dan tidak menggeser nilai-nilai kearifan lokal yang bermartabat. Jadilah masyarakat ‘Melek Media’ yang bisa menjaga martabat bersama. berbeda adalah hal biasa, sedangkan yang tidak biasa itu adalah mereka yang tidak bisa berbeda tanpa literatur, terutama literatur yang empiris.
Jangan koyak modal sosial Bangsa ini, yaitu nilai Gotong Royong, saling menghormati dengan penuh keadaban.
Alangkah baiknya dimomen tahun Politik seperti sekarang ini, Organisasi-organisasi yang menjunjung tinggi Ideologi Pancasila untuk membentengi para anggota dan kadernya agar senantiasa melek media dan kuat literatur demi tetap menjaga marwah Persatuan Indonesia khususnya Persatuan di dalam Internal Organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Jaman semakin berkembang, jangan sampai arus informasi yang begitu kuat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Kita cintai ini tidak dibarengi dengan tingkat literatur media yang kuat dari masyarakatnya.
Mari tingkatkan budaya membaca buku dan memahami realitas sosial di sekitar Kita. Berikan sumbangsih terbaik bagi bangsa ini minimal dengan tidak asal membagi kiriman berita media yang provokatif tanpa disaring terlebih dahulu.
Bandung, 15 Desember 2017
Muhammad Farid, S.Ip.
Anggota Biro Organisasi
Pengurus Daerah X KB FKPPI Jawa Barat
Leave A Comment